Rabu, 30 Juli 2014

MENTARI PART I

Semua hal di dunia ini nampak begitu kosong. Tak ada satupun di dunia yang menarik. Seperti biasa pagi hari bangun, pergi, pulang, tidur dan esokpagi akan datang. Kupukir semua itu sangat membosankan, hanya itu-itu saja dan amat monoton.
            Pagi, seperti biasa aku akan memulai hari yang membosankan lagi. Perlahan kulangkahkan kaki ini keluar menuju dunia luar, pergi dari rumah yang menurutku hanya sebuah penjara kecil di salah satu sudut kota ini. Aku lebih memilih pergi dengan langkah kakiku setiap hari. Sebuah motor hanya ku biarkan tergeletak bersama dengan kepingan daun kering di halaman rumah ku. Menurutku ia hanya akan menambah polusi di dunia yang sudah penuh sesak ini.
            Padat sekali, di sekeliling hanya ada rumah yang bertumpuk-tumpuk. Sebuah pemandangan yang wajar terlihat saat ini. Bersama dengan kemajuan teknologi pertumbuhan penduduk kian meningkat, pemerintah yang semakin berantakan alurnya, musim berganti tidak menentu, kejahatan dan kriminalitas hanya sebatas uang, dan sayangnya bumi ini tidak bertambah besar untuk menampung itu semua.
            Masih pukul 7 di jam tanganku tapi teriknya matahari sudah terasa sangat membakar. Ku percepat langkahku agar ku cepat sampai di stasiun kereta terdekat. Tidak ku sangka di hari libur seperti ini masih terdapat tempat untukku disini.

            Tatapan mata itu, iya benar tatapan mata orang-orang itu selalu terlihat aneh jika melihat gadis berjilbab masih hidup di dunia ini Itu sudah menjadi makanan ku setiap hari, memang muslim masih menjadi mayoritas disini. Tetapi, semenjak kemajuan jaman berjilbab seakan menjadi hal terlarang didunia. hanya saja saat ini aku merasa amat sendirian. Ku harap aku bisa menemukan salah satu temanku sekarang.

_BERSAMBUNG_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar